Pertanyaan:
Bagaimana aku harus bersikap terhadap istriku yang menderita tekanan darah tinggi dan emosinya cepat meluap? Pada waktu yang lain pun, dia membuatku terpaksa memukulnya. Aku pernah melakukan pemukulan ini, dan ini yang pertama dalam hidupku, dan aku menyesalinya dengan penyesalan yang sangat.
Faktanya, aku juga menderita tekanan darah tinggi, dan alhamdulillah kami juga mempunyai seorang anak yang tengah sakit, yang membuat kami cepat gelisah dan bersedih secara berkepanjangan.
Utang kami yang juga amat banyak akibat aktivitas anak, pengobatan semua penyakit tekanan darah kami, dan dijualnya banyak barang kami, membuatku cepat marah dan mucullah beberapa perbuatan yang belum pernah kulakukan sebelumnya, sebagai hasil dari kemarahan itu, misalnya memukul istri dan memukul barang-barang lain. Harapan begitu cepatnya tertolak. Sesungguhnya rumah tangga kami nyaris roboh beberapa minggu yang lalu, sementara kini aku ingin menyingkirkan sifat emosional tersebut.
Jawaban:
Tentang permasalahan dengan gambaran seperti yang Anda ceritakan ini, sepantasnya Anda bersungguh-sungguh dalam membiasakan diri menghadapinya dengan kesabaran secara bertahap. Telah dikatakan bahwa, “Sesungguhnya ilmu diperoleh dengan belajar, dan kesabaran dengan melatih diri untuk bersabar.”
Itu dilakukan dengan cara tidak menuruti faktor-faktor pendorong dan hal-hal yang menyebabkan kemarahan, dan hendaknya Anda tahu bahwa itu adalah hasutan setan. Diriwayatkan dari Sulaiman bin Shurad, dia berkata, “Ada dua orang laki-laki yang saling memaki di dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Pada salah satunya, matanya sampai memerah dan urat lehernya menggembung. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Aku mengetahui satu kalimat yang seandainya dia mengatakannya, niscaya lenyaplah apa yang dia rasakan, yaitu: A’udzu billahi minasy syaithanirrajim (aku berlindung kepada Allah dari setan yang terlaknat).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Maka, jauhilah kemarahan dan tinggalkan semua hal yang mengajak anda untuk marah. Asy-Syari’ al-Hakim (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) telah mewasiatkan beberapa hal yang hendaknya dilakukan oleh seorang muslim ketika dia marah, di antaranya: berwudhu dan mengubah posisi atau sikap tubuh yang diambil saat marah. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Bila salah seorang dari kalian marah di saat berdiri, maka hendaknya dia duduk. Jika marahnaya tidak hilang, hendaknya dia berbaring.”
Demikian pula, berusahalah untuk menempuh usaha-usaha fisik, dengan menerapi tekanan darah tinggi Anda. Dokter memiliki banyak solusi untuk hal tersebut. Sedangkan yang terjadi antara Anda dan istri Anda akan hilang dengan memperbaiki hubungan, perilaku yang baik, saling mencintai, mengasihi, dan mendahulukan maaf. Semua ini -–dengan izin Allah– bisa menjamin terhapusnya bekas-bekas kemarahan.
Sumber: Setiap Problem Suami-Istri Ada Solusinya, Solusi atas 500 Problem Istri dan 300 Problem Suami oleh Sekelompok Ulama: Syaikhul Islam Ibn Taimiyah, Syaikh bin Baz, Syaikh Muhammad bin Ibrahim, Syaikh Abdullah bin Utsaimin, Syaikh Abdullah bin Jibrin dll, Mitra Pustaka, 2008.
(Dengan penataan bahasa oleh www.konsultasisyariah.com)
🔍 Dimana Imam Mahdi, Amalan Sunnah Bulan Rajab, Doa Mandi Setelah Berhubungan Suami Istri Sunnah, Pengertian Azimah, Kisah Dajjal Bertemu Iblis, Korupsi Dalam Islam